KERANGKA KERJA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN - Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) adalah sebuah Sistem yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang mendasari pelaporan
keuangan. Kerangka kerja konseptual dari akuntansi bertujuan untuk menyediakan struktur
teori akuntansi. IFRS Framework for the Peparation Of Financial Statement
menggambarkan sifat, fungsi, dan batasan dimana akuntansi keuangan dan
pelaporan keuangan beroperasi. Kerangka kerja konseptual menetapkan konsep yang
mendasari pelaporan keuangan
Kerangka kerja pada pelaporn
keuangan berfokus pada laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statement), yang dibuat dan disajikan setidaknya serta ditujukan pada kebutuhan akan informasi
umum mengenai berbagai pemakai laporan keuangan.
Laporan Keuanga (Financial
Statement) adalah dokumen bisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkan
hasil aktivitasnya pada kelompok pemakai, baik eksternal maupun internal. Dan
pelaporan tersebut digunakan untuk pengambilan keputussan bagi pemakai, seperti
apakah akan meakukan investasi atau meminjamkan uang kepada kerusahaan.
A.
Perkembangan Kerangka kerja Konseptual
Baik IASB ( International
Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial Accounting Standarts Board)
memiliki kerangka konseptual. Kerangka konseptual FASB dijelaskan dalam dokumen, “Kerangka kerja
untuk persiapan dan penyajian laporan keuangan”, dikembangkan dalam serangkaian
pernyataan konsep, yang pada umumnya di sebut sebagai kerangka konseptual. IASB
dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk mengembangkan
kerangka kerja konseptual yang baik, yang memberikan dasar yang kuat untuk
mengembangkan standar akuntansi dimasa depan.
Kerangka kerja konseptual yang baik
berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian
konsep serta tujuan fundamental. Hal ini akan memungkinkan FASB
menerbitkan standar-standar yang lebih baik dari waktu kewaktu. Sehingga
masalah-masalah praktis yang baru akan dapat di pecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.
Pada perkembangannya, FASB pada
tahun 1976 telah mengembangkan kerangka kerja konseptual yang menjadi dasar
bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi pelaporan keuangan.
Sejak saat itu FASB telah menerbitkan enam SFACs (Statement Of Financial
Accounting Concepts) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas,
yaitu:
1.
SFACs No.1, “Objectives Of financial Reporting by Bussines Enterprises”
yang berisi tentang tujuan dan sasaran akuntansi.
2.
SFACs No.2 “Qualitative Characteristic of Accounting Information” yang
menjelaskan karakteristik, yang membuat informasi akuntansi ini bermanfaat.
3.
SFACs No.3 “Element of Fnancial Statements of Business Enterprises”yang
memberikan definisi dan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4.
SFACs No.5 “Recognition and Measurement in financial statements of
Business Enterprises” yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tetang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan
dalam laporan keuangan dan kapan waktunya.
5.
SFACs No.6 “Element of Financial Statements” yang memperluas lingkup
SFACs no.3 dengan memasukkan anggota-anggota nirlaba. Dalam SFACs ini di
jelaskan terdpat sepuluh macam element dalam laporan keuangan, yaitu:
a.
Aset (assets)
b.
Utang (liabitilies)
c.
Ekuitas/Hak sisa (Equity/Residual Interest)
d.
Investasi pemilik (Investment by
Owner)
e.
Distribusi pada Pemilik (Distibution to owner)
f.
Laba komperhensif ( comprehensive Income)
g.
Pendapatan (Revenue)
h.
Biaya (Expenses)
i.
Keuntungan (Gains)
j.
Kerugian (Losses)
6.
SFACs No. 7” Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement” yang memberikan kerangka kerja bagi pemakai arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
a.
Tujuan Dasar
Sesuai dengan isi SFACs no.1
maka dapat diketahui tujuan dasar dari pelaporan keuangan (Objectives Of
Financial Reporting) yaitu;
1.
Menyediakan informasi bagi mereka yang memiliki pemahaman tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi dalam pembuatan keputusan investasi serta kredit.
2. Untuk membantu investor,
kreditor, serta pengguna lainnya dalam menilai jumah, waktu, dan ketidak
pastian arus kas masa depan.
3. Untuk menyediakan informasi
tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan
di dalamnya.
4. Individu yang cukup untuk
Memahami kegiatan usaha dan ekonomi.
B.
Konsep-Konsep Fundamental (Karakteristik Kualitatif)
IFRS Framework menggunakan istilah karakteristik
kualitatif untuk menggambarkan attribut
yang membuat informasi pelaporan keuangan bermanfaat bagi pemakai. Dalam
pelaksanaan dari tujuan-tujuan dasar suatu pelaporan keuangan maka diperlukan
konsep-konsep yang bersifat fundamental agar kualitas dari informasi pelaporan
keuangan dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Keempat karakteristik
kualitatif yang utama adalah dapat dipahami, relevansi, realibilitas, dan
komparabilitas.
1.
Dapat Dipahami
Informasi yang berkualitas
ialah informasi yang dengan mudah di mengerti oleh pemakai. Dapat dipahami
berarti hwa informasi akuntansi harus cukup transparan sehingga masuk akal bagi
pemakai informasi
2.
Relevansi
Informasi dinyatakan releva
apabila informasi tersebut dapat berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa
lampau, masa kini dan masa yang akan mendatang.
3.
Realibilitas
Informasi dianggap realibilitas
atau handal apabila bebas dari pengertian yang menyesatkan, misalnya kesalahan
material. Andal juga berarti jujur dan sewajarnya dalam pelaporan yang
disajikan.
4.
Komparabilitas
Informasi yang baik dapat
digunakan oleh pemakainya dalam membandingkan laporan keuangan antar periode
untuk mengidentifikasi posisi dan kinerja keuangan.
C.
Unsur Laporan Keuangan
1.
Aktiva/Aset
Aktiva adalah sumber daya
ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan yang dikendalikan oleh entitas yang
diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomi di masa mendatang bagi entitas.
Contoh aktiva/aset meliputi kas, piutang, persediaan, mesin, peralatan, dan
lain sebagainya.
2.
Kewajiban (leabilities)
Kewajiban adalah suatu tugas
atau tanggug jawabuntuk bertindak. Kewajiban adalah kewajiban saat ini entitas
yang diharapkan akan menghasilkan arus kas keluar manfaat ekonomi dari entitas.
Contoh kewajiban seperti pinjam bank, utang usaha, dan kewajiban lain.
3.
Ekuitas
Ekuitas adalah kepentingan residu dalam aset entitas setelah dikurangi
kewajiban entitas dan mempresentasikan klaim residu pemegang saham atas aset
entitas. Ada dua sub-bagian utama dibagian ekuitas, yaitu modal saham dan laba
ditahan.
Modal saham adaah jumlah yang
diinvestasikan oleh para pemegang saham dalam entitas. Sedangkan laba ditahan
adalah jumlah yang dihasilkan oleh aktivitas menghasilkan laba dan disimpan
untuk digunakan dalam bisnis.
4.
Laba (Income)
Laba adalah kenaikan manaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
selain menyangkut transaksi dengan pemegang saham. IFRS framework
memisahkan Laba menjadi pendapatan (Revenue) dan keuntungan (Gains).
Pendapatan berasal dari aktivitas bisnis yang biasa. Seperti pendapatan
penjualan. Sementara keuntungan mungkin atau mungkin bukan berasal dari
aktivitas bisnis yang biasa. Seperti keuntungan atas pelepasan perusahaan anak.
5.
Beban
Expenses adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi yang diakibatkan oleh perusahaan ekuitas. Selain yang
menyangkut transaksi dengan emegang saham.
D.
Konsep pengakuan dan pengukuran
Dalam tingkat konsep kerangka
kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan
tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana
unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh
perusahaan.
Dalam konsep pengakuan dan pengukuran terdiri dari
asumsi, prinsip, dan kendala.
1.
Asumsi dalam Pelaporan Keuangan
IFRS Framework menyatakan bahwa untuk memenuhi tujuan pelaporan
keuangan, kita harus membuat suatu asumsi. Pertama, kita harus membuat laporan
keuangan atas dasar akrual. Singkatnya, ini berarti bahwa transaksi dan
peristiwa lainnya diakui pada saat hal itu terjadi dan bukan ketika kas
diterima atau dibayarkan.
Dalam mengukur dan melapor
informasi akuntansi, kita juga mengasumsikan bahwa entitas akan terus
beroperasi dalam waktu yang cukup lama dan menggunakan aset yang ada untuk
tujuan yang ditetapkan. Dengan kta lain, perusahaan tidak bermaksud atau perlu
melikuidasi atau mengurangi secara material skala operasinya. Hal ini disebut
going concern.
2.
Prinsip dasar Akuntansi
a.
Prinsip Biaya Historis
GAAP mewajibkan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlukan dan dilaporkan bedasarkan harga akuisisi. Hal
ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Biaya memiliki keunggulan yang
penting dibandingkan penilaiaan yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
b.
Prinsip Pengakuaan pendapatan
Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika produk
(barang dan jasa), barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan
dengan kas atau klaim atas kas.
c.
Prinsip penandingan
Menyatakan usaha (beban)
ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan). Sepanjang hal ini rasional dapat
diterapkan.
d.
Prinsip Pengungkapan Peuh
Mengakui bahwa sifat dan jumlah
informasi yang dimasukkan dalam pelaporan keuangan mencerminkan serangkaiaan
trade-off penilaiaan .
Trade-off ini terjadi antara
kebutuha untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang mempengaruhi keputusan
pemakai, dengan kebutuhan untuk mendapatkan penyajiaan aar informasi dapat
dipahami.
3.
Kendala dalam Menyediakan Informasi yang Bermanfaat
Dalam menyadiakan
informasi yang dapat bermanfaat bagi
para pemakai, kita menghadapi sejumlah kendala. Seperti ketepatan waktu,
keseimbangan antara karakteristik kualitatif, dan manfaat untuk membantunya
mengambil keputusan. Sehinga membuat informasi itu menjadi lebh relevan bagi
mereka. Dalam melakukan hal tersebut, seringkali perlu untuk melaporkan
informasi sebelum semua aspek transaksi diketahui. Yang dapat saja mengurangi tingkat
realibiltas/keandalan.
Untuk memperoleh
informasi akuntansi sangatlah mahal, dan biayanya tidak boleh melampaui manfaat
yang diharapkan oleh pemakai. Tanggung jawab untuk menyiapkan informasi
akuntansi berada dipuncak manajemen, sehingga manajer harus menggunakan
pertimbangan yang jitu ketika menentukan apakah informasi cukup material dan
tidak terlalu mahal untuk menyajikan pengungkapan yang terpisah.
ini sumbernya dari buku apa ya kak?
BalasHapus